Mahasiswa Sekaligus Santri Dapat Penghasilan Hanya dari Menulis, Kok Bisa?
Senin, 29 Mei 2023 delegasi FEBI IAIN Kudus antara lain Dr. H. Murtadho Ridwan selaku Wakil Dekan 1 FEBI IAIN Kudus, Suhadi, M.S.A., Selaku Wakil Dekan II FEBI IAIN Kudus dan 5 Dosen lainnya yaitu Irsad Andriyanto, M.Si., H. Amirus Sodiq , MA., Ibnu Muttaqin, M.E., Indah Dewi Maharany, M.M., dan Makrufah Hidayah Islamiah, M.M. menyambangi pondok pesantren yang sangat inspiratif, yaitu Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Yogyakarta.
Baitul Kilmah adalah Yayasan Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah yang berlokasi di Dukuh Kayen RT 04 Sendangsari Pajangan Bantul DIY, didirikan oleh Dr. KH. Aguk Irawan pada tahun 2007, awalnya berada di Perumahan Kasongan Permai Jalan rembulan Blok C No. 106 Sewon, Bantul, Yogyakarta, didirikan sebagai kelanjutan dari Sanggar Terjemahan Arab pada tahun 2007. Di pesantren Kreatif ini para santri diberi kebebasan memilih sesuai bakat dan minat mereka, bisa memilih menulis cerpen, puisi, menulis novel, menerjemahkan kitab, atau menerjemah manuskrip beraksara kawi. Dan di setiap minggunya, mereka dituntut untuk mengirimkan satu karya yang akan dibedah dan selanjutnya bisa dikirim ke media.
Konsep pesantren kreatif sangat menginspirasi para delegasi, dari Pengasuh Pesantren menerangkan bahwa sumber pendapatan dari menulis sempat sangat besar dan bisa mengembangkan pesantren menjadi lebih besar atau menjadi pendapatan tersendiri bagi santri, terutama dari menulis terjemahan kitab klasik menjadi berbahasa Indonesia yang sangat diminati oleh para cendekiawan atau orang-orang yang bergerak di bidang akademis. Tentu, konsep ini bisa juga diimplementasikan pada pesantren mahasiswa lainnya.
Akan tetapi, pengasuh juga menuturkan bahwa di era digital saat ini, penjualan buku cetak sudah kurang diminati oleh masyarakat. “Mereka lebih mencari buku dalam bentuk PDF.” Tuturnya. Sehingga pendapatan menulis lambat laun menjadi berkurang dan harus beralih kepada kreatifitas lainnya seperti penulisan penelitian, pelatihan bahawa kawi atau kreatifitas lainnya, agar pesantren ini tetap memberikan nilai lebih selain mengkaji ilmu agama, tetapi juga meningkatkan kreatifitas para santri. Perlu diketahui bahwa pengasuh dan beberapa santri memang menguasai bahasa kawi.
Banu.